Miss Criticezerrr…

Pernah bertemu, kenal dan berteman dengan orang yang selalu dengan mudah merasa keganggu dengan sesuatu hal, apa aja yang diliat yang ga sesuai ama dirinya pasti merasa keganggu, merasa keganggu dan langsung mengomentarinya, mencelanya dengan pedas layaknya seorang kritikus atau kayak mas mas pengamat mode yang selalu tayang di salah satu infoteinment ngomentarin cara berpakaiannya artis2.
Ada untungnya punya temen kyk gitu :

1.kita jadi bisa lebih jeli ngeliat lingkungan sekitar kita, lebih peka, ya tentang apa aja, tapi palingan ga jauh dari cara berpakaian, sampai cara berinteraksi dengan orang lain.

2.klo topik obrolan udah ga ada alias suasana jadi garink kriuk kriuk, dengan memiliki teman sang kritikus ini bisa jadi membawa suasana kembali menghangat atau bahkan memanas. Misalnya lagi nongkrong di salah satu coffee shop tiba tiba ada brondong lewat, awalnya kita semua udah ga ada topik tapi gara gara ni brondong satu lewat sang kritikus langsung membombardir “ iiiih liat deh tuuuh anak, apa ya yang salah dari anak itu, sebetulnya oke siih, tapi apa yaaaa yang salah, oiya celananya, iiih ngeganggu banget siiih celananya, liat deeeeh, celana pensil ga jadi tuh, celana pensil tumpul.” Yakin yang laen pasti pada langsung nanggepin komen sang kritikus, membangun kembali kehangatan suasana kahn terbukti.

3.penilaiannya membangun, memberi masukan yang lebih baik lagi. Kita jadi bisa mengoreksi diri kita.

4.Beruntung sebelum orang lain ngetawain lo misal karena baju yang ga matching atoo apalah, temen kritikus lo ini udah bilang duluan ke lo jadi bisa cepet-cepet direpair.

Nah masalahnya adalah kalau sang kritikus kurang pandai atau bener-bener ga pandai dalam merangkai kata-kata yang lebih etik, keluarannya jadi lugas, terpanas dan tajam di hati si pendengar apalagi yang sedang dikritik. Masalahnya adalah kalau sang kritikus tidak tau tempat, waktu dan cara penyampaian.
Sang kritikus yang sering merasa bermasalah dengan orang-orang yang dianggap bermasalah bagi dirinya ternyata menjadi sumber masalah bagi orang-orang yang ada di dekatnya. Nah looo…

Nah kok bisa sang kritikus menjadi masalah bagi orang-orang yang ada di deketnya, itu kaloo…

1.biasanya yang ga ngerti pilihan bahasa yang baik, dan lebih enak di denger, cara penyampaian, karena kritik yang pake bahasa paling sopan dan paling halus aja sering ditanggepin pake kerutan di wajah, apalagi klo pake bahasa yang kasar alias sarkas, waaaah bisa bisa ditanggepin pakee tampolan high heels tuh. mantaaab

2.misalnya mengkritik atooo menilai atooo menjudge atooo mencela cara orang berpakaian tapi sang kritikus sendiri cara berpakaiannya kacrut, mengkritik cara bersikap orang tapi sikap sang kritikus sendiri ga pantes jadi panutan, ga behave sama sekali. Artinya masih banyak dari dirinya sendiri yang perlu dibenahi atooo direnovasi ulang

ada yang mau nambahin????

Gw jadi inget waktu nonton berita yang isinya demo mahasiswa mengkritik presiden yang baru terpilih karena tidak cepat melakukan ini dan itu, cepat melakukan perubahan, bokap gw Cuma bisa nyinyir “ halah mahasiswa sok idealis, tuntutannya macem-macem, mereka dituntut buat cepet lulus aja susah kok, wong kerjaannya demo melulu.”
Hahaha.. artinya kalau mau menilai, mengkritik, menjudge, mencela atau apalah itu lebih baik lihat ke diri sendiri dulu aja deeeeh, diri kita udah bener apa beloom, udah beres apa belom, udah lebih baik atau belom dari yang mau kita nilai artinya lagi jangan melihat kuman diseberang jalan sedangkan gajaaaaaah yang ada di sebelah lo ga keliatan (berlebihan yaa booo?! Hahaha).

kita semua harus siap untuk dikritik, dan dinilai oleh orang lain, untuk menjadi lebih baik lagi.

Kritik itu penting banget looo, tapi kritik yang membangun bukan kritik yang menjatuhkan, siapa sih orang di dunia ini yang pengen dijatuhkan hanya dengan rangkaian kata-kata pedas yang tidak membangun.

Siapa bilang jadi kritikus itu gampang, sangaaat susah, ga asal nyeplos kalau asal nyeplos orang bisa ngecap kalau mulut lo itu sampah, mulut lo itu bantar gebang, yang ada males deeeh ada di deket2 lo, abis mulut lo bau.
Intinya dalam mencela, mengkritik perlu banget sama yang namanya etika.